GEROKGAK – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng mengumpulkan para pemimpin umat di Kecamatan Gerokgak. Mereka diminta meningkatkan kewaspadaan soal potensi mobilisasi massa terkait dengan praktik-praktik politik identitas pada Pemilu 2024. Penggunaan politik identitas, dikhawatirkan akan memicu perpecahan bernuansa Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA).
Pertemuan itu dilangsungkan di Ruang Rapat Niti Sabha Kantor Camat Gerokgak, pagi kemarin. Pertemuan dihadiri oleh pimpinan umat hindu, katolik, Kristen, serta muslim. Selain itu hadir pula para perbekel, tokoh masyarakat, dan tokoh adat di Kecamatan Gerokgak.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng I Gde Made Metera mengatakan, pihaknya terus berupaya mengedepankan penerapan moderasi beragama. Sesuai dengan visi pemerintah, pihaknya pun punya kepentingan menyukseskan Pemilu 2024 tanpa penerapan politik identitas.
“Kami harapkan kedepan senantiasa tercipta kerukunan, kesatuan, dan persatuan di tengah keberagaman menuju Pemilu 2024, tanpa adanya politisasi terhadap identitas,” kata Metera.
Hal itu pun disepakati oleh pimpinan umat. baik itu umat muslim, katolik, maupun Kristen. Para pimpinan umat sepakat meminta agar para politisi tak lagi menggunakan politik identitas sebagai bahan jualan kampanye. Mengingat hubungan kerukunan dan toleransi yang terjadi di Buleleng, khususnya di Gerokgak, sudah guyub sejak lama.
Sementara itu Kepala Badan Kesbangpol Buleleng Komang Kappa Tri Aryandono mengatakan, pihaknya sengaja menggelar sosialisasi tersebut untuk menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama, serta pandangan moderasi beragama. “Moderasi beragama di tengah masyarakat tentu akan menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta diyakini bisa memperkuat hubungan antar wilayah dan NKRI,” kata Kappa. (eps)