26.5 C
Denpasar
Sunday, June 4, 2023

Geram, Marah dan Sedih Mimpi Pemain Timnas Direnggut Karena Urusan Politik

DENPASAR,radarbali.id – Ekspresi marah, kesal, dan membuat masyarakat geram terutama pemain Timnas Indonesia dibuat frustasi usai pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebab, banyak risiko harus dihadapi salah satunya sanksi FIFA. I Gede Pasek Suardika, Anggota Komite Banding PSSI sangat lantang melontarkan kekesalannya kepada pihak-pihak yang mengubur mimpi pemain muda Timnas Indonesia.

Saat dihubungi, kemarin mengaku sangat geram dengan kebijakan pihak-pihak yang menolak tim nasional Israel yang tidak mengerti bahasa sepak bola. Menurutnya bahasa sepak bola itu bukan bahasa hubungan antar negara, tetapi negara-negata masuk dan bergabung ke FIFA (Federation Internationale de Football Association) “Sehingga bahasanya ya bahasa FIFA. Dan FIFA sudah punya standar yang tidak bisa dipermasalahkan. FIFA bukan seperti PBB tolong ini dipahami,” ucapnya.

Baca Juga:  Viral Gubernur Koster Tolak Tim Israel Bertanding di Bali, Asprov PSSI Bali: FIFA Berhak Penuh!

Mantan Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menelaah isi surat FIFA kalimatnya menerangkan  situasi terkini di Indonesia apalagi sebelumnya sudah ada tragedi Kanjuruhan.

Drawing dibatalkan di Bali karena penolakan gubernur sebagai tuan rumah untuk memperlakukan sama semua peserta. “Bagi bahasa FIFA itu fundamental dan mengingkari surat kesanggupan yang ditandatangani,” ucapnya.

Sementara itu, hal yang sama juga disampaikan pengamat sepak bola dan juga pelatih sepak bola, I Gde Mahatma Dharma. Terlebih ada  putra Bali yang dipanggil timnas ikut berlaga di Piala Dunia U-20. Itu  adalah kesempatan emas supaya  menikmati pengalaman internasional.

“Sebenarnya buat mereka (Pemain muda dipanggil Timnas,red) ini adalah kesempatan emas untuk menikmati pengalaman internasional dan akan mencatatkan namanya di sejarah sepak bola indonesia sebagai pemain Bali pertama yang pernah bermain di Piala Dunia,” ucapnya.

Baca Juga:  Penuhi Standar FIFA, Stadion Dipta Calon Tempat Semifinal Piala Dunia U-20

Pria yang akrab disapa Coach Dede ini mengatakan kerugian besar tentunya bagi Indonesia. Harapan pemain muda Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20 yang sudah di depan mata harus melayang gara-gara kepentingan politik. “So sad. Namun sayang sekali harapan mereka pupus,” ucapnya. (feb/rid)



DENPASAR,radarbali.id – Ekspresi marah, kesal, dan membuat masyarakat geram terutama pemain Timnas Indonesia dibuat frustasi usai pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebab, banyak risiko harus dihadapi salah satunya sanksi FIFA. I Gede Pasek Suardika, Anggota Komite Banding PSSI sangat lantang melontarkan kekesalannya kepada pihak-pihak yang mengubur mimpi pemain muda Timnas Indonesia.

Saat dihubungi, kemarin mengaku sangat geram dengan kebijakan pihak-pihak yang menolak tim nasional Israel yang tidak mengerti bahasa sepak bola. Menurutnya bahasa sepak bola itu bukan bahasa hubungan antar negara, tetapi negara-negata masuk dan bergabung ke FIFA (Federation Internationale de Football Association) “Sehingga bahasanya ya bahasa FIFA. Dan FIFA sudah punya standar yang tidak bisa dipermasalahkan. FIFA bukan seperti PBB tolong ini dipahami,” ucapnya.

Baca Juga:  Ketut Suardana Siap Menuju KLB, Plt Ketum PSSI Bali Dewa Teges Wirawan

Mantan Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menelaah isi surat FIFA kalimatnya menerangkan  situasi terkini di Indonesia apalagi sebelumnya sudah ada tragedi Kanjuruhan.

Drawing dibatalkan di Bali karena penolakan gubernur sebagai tuan rumah untuk memperlakukan sama semua peserta. “Bagi bahasa FIFA itu fundamental dan mengingkari surat kesanggupan yang ditandatangani,” ucapnya.

Sementara itu, hal yang sama juga disampaikan pengamat sepak bola dan juga pelatih sepak bola, I Gde Mahatma Dharma. Terlebih ada  putra Bali yang dipanggil timnas ikut berlaga di Piala Dunia U-20. Itu  adalah kesempatan emas supaya  menikmati pengalaman internasional.

“Sebenarnya buat mereka (Pemain muda dipanggil Timnas,red) ini adalah kesempatan emas untuk menikmati pengalaman internasional dan akan mencatatkan namanya di sejarah sepak bola indonesia sebagai pemain Bali pertama yang pernah bermain di Piala Dunia,” ucapnya.

Baca Juga:  Viral Gubernur Koster Tolak Tim Israel Bertanding di Bali, Asprov PSSI Bali: FIFA Berhak Penuh!

Pria yang akrab disapa Coach Dede ini mengatakan kerugian besar tentunya bagi Indonesia. Harapan pemain muda Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20 yang sudah di depan mata harus melayang gara-gara kepentingan politik. “So sad. Namun sayang sekali harapan mereka pupus,” ucapnya. (feb/rid)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru