DENPASAR – Gavin Kwan Adsit, salah satu pemain Bali United sempat menjadi incaran sejumlah klub lain. Namun, peluang itu akhirnya tertutup. Sebab, Bali United enggan melepas pemain yang berposisi bek/ penyerang sayap itu. Ya, manajemen Serdadu Tridatu telah memperpanjang kontraknya.
Sebelumnya memang ada beberapa pemain Bali United yang habis kontrak pada 31 Desember 2021. Dari beberapa pemain tersebut, hanya Melvin Platje yang akhirnya angkat koper. Kontraknya tidak diperpanjang.
Lalu sisanya seperti Willian Pacheco, Kadek Agung Widnyana Putra, hingga Ricky Fajrin masih berseragam Serdadu Tridatu. Nah selain itu Gavin Kwan Adsit juga masih bersama Bali United.
Padahal pemain berusia 26 tahun ini sempat dikaitkan dengan beberapa klub seperti PSS Sleman. Gavin pun tidak membantah kabar tersebut.
“Iya ada beberapa klub yang sempat menghubungi saya. Tapi saya memilih tetap di Bali United,” terangnya.
Kontraknya sendiri diperpanjang hingga Maret mendatang atau saat BRI Liga 1 2021/2022 rampung. Dengan mendapat perpanjangan kontrak, Gavin akan fokus mencurahkan 100 persen kemampuannya untuk Serdadu Tridatu.
Selama 16 pekan Liga 1 2021/2022, Gavin Kwan Adsit hanya bermain tujuh kali. Itupun semuanya sebagai pengganti. Selain itu, dia hanya bermain selama 88 menit saja dalam tujuh pertandingan. Bagi Gavin, hal tersebut tidak masalah sama sekali.
Blasteran Amerika-Mojokerto ini mengaku akan terus berjuang untuk Bali United hingga kompetisi rampung.
“Saya akan berikan 100 persen kemampuan saya saja nanti di seri keempat. Kalau pelatih minta saya bermain 15 menit terakhir, saya siap. Yang penting, saya bisa memaksimalkan kesempatan yang ada,” terang pemain kelahiran Kerobokan, Badung, ini.
Posisinya pun berubah menjadi penyerang sayap. Sebelumnya dia bermain sebagai bek kanan. “Dulu biasanya bek kanan, tapi sekarang wing (sayap) kiri dan kanan. Jadi saya bisa lebih menyerang lagi,” tegasnya.
Lepas dari kontraknya yang diperpanjang, Gavin senang seri keempat dan seri kelima Liga 1 2021/2022 dihelat di Bali yang menjadi kampung halamannya.
Artinya, tingkat stress setelah melewati dua seri di Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Yogyakarta bisa sedikit hilang. Di samping itu, perekonomian Bali yang 90 persen mengandalkan sektor pariwisata bisa berangsur membaik.
“Bisa bantu perekonomian Bali. Hotel-hotel juga terisi. Masyarakat di Bali bisa mulai dapat pekerjaan kembali. Yang terpenting kami nyaman bisa main di Bali. Suasana di sini kan enak. Tidak terlalu stress, tidak pusing, banyak lapangan yang habis direvitalisasi juga kan. Jadinya sepak bola di Bali bisa lebih maju,” tutupnya.