Deputi Meteorologi BMKG Guswanto memberikan penjelasan terkait cuaca ekstrem menjelang akhir tahun 2022. Menurutnya, cuaca ekstrem terjadi karena dipicu aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia. Hal ini berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah.
Fenomena Solstis atau peristiwa saat titik balik matahari yang terjadi di tahun 2022 atau tepatnya pada 22 Desember kali ini hanya terjadi di daerah selatan atau khusus daerah belahan bumi bagian selatan.
Gempa bumi dan tsunami, bencana yang tidak bisa diprediksi. Tetapi, perlu peringatan dini untuk mengantisipasi dampak bencana, salah satunya sistem peringatan dini tsunami dan sirene atau alat peringatan kepada masyarakat ketika terjadi tsunami untuk mengurangi risiko adanya korban. Alat ini juga disebut TEWS (Tsunami Early Warning System).
Gempa magnitudo 5,6 yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat dirasakan hingga ke wilayah DKI Jakarta. Tak dipungkiri, guncangan tersebut membuat warga yang berada di wilayah ibu kota kaget hingga ke luar ruangan atau halaman luas.
Banjir bandang mengakibatkan seorang warga Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali hanyut pada Senin lalu (17/10). Tak hanya itu, Kabupaten lain di Bali juga mengalami bencana alam. Tercatat, ada 6 korban jiwa akibat cuaca buruk tersebut.
Pihak BMKG sudah mengingatkan pada masyarakat sudah harus waspada terkait potensial cuaca ekstrem akan berlanjut dalam sepekan kedepan yakni dari tanggal 9-15 Oktober 2022.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng meminta agar desa-desa mengaktifkan relawan siaga bencana. Para relawan diminta siaga, sebab intensitas hujan mulai meningkat. Praktis kondisi itu juga meningkatkan potensi terjadinya bencana alam.
BMKG Wilayah III di Denpasar telah memprediksi sejak pertengahan bulan September 2022, Bali sudah memasuki musim hujan. Awal Oktober pun sudah nampak hujan di sejumlah daerah di Bali.
Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar kembali memberikan warning alias peringatan dini terkait gelombang tinggi di perairan Bali. Peringatan dini potensi gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter untuk 18 area perairan di Indonesia.