Menurut bupati Tamba, menjadikan masyarakat Jembrana yang bahagia akan memberikan berbagai dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Begitu pula dengan program, telah disusun guna menyongsong Jembrana Emas 2026.
Akibat gelombang tinggi sejak sepekan terkahir sebanyak 10 rumah rusak berat di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru. Sementara hujan disertai angin kencang yang terjadi di Jembrana, Minggu malam hingga Senin dini hari juga menyebabkan satu pura tertimpa dahan pohon yang tumbang.
Warga Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing. I Made Sutamayasa,41,digigit anjing sekitar bulan Maret. Namun korban tidak ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Gelombang tinggi terjadi di pesisir Jembrana sejak dua hari terakhir. Tingginya gelombang membuat warga pesisir khawatir membuat rumah rusak, sehingga beberapa warga membongkar rumahnya sebelum dihantam gelombang tinggi.
Kasus gigitan anjing rabies di Jembrana masih tinggi. Hampir setiap hari terjadi kasus gigitan anjing positif rabies. Informasi yang diperoleh, jumlah kumulatif dari bulan Januari sudah mencapai 122 kasus.
Setiap hari libur, timbulan sampah di Jembrana naik dua kali lipat dibandingkan hari normal. Seperti pada hari libur Galungan, timbulan sampah naik drastis sehingga jam kerja petugas yang mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) juga tambah.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba melaksanakan peletakan batu pertama dalam pembangunan Gedung Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana, di Jalan Jenderal Sudirman, Jumat (3/6). Pembangunan gedung difasilitasi kementerian agama RI.
Abrasi yang terjadi di pesisir pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, sudah semakin parah. Ratusan meter daratan sudah hilang tergerus abrasi.
Meningalnya balita yang suspek rabies, membuat keluarga terpukul. Apalagi dengan pelayanan fasilitas kesehatan di Jembrana. Keluarga bayi berusia dua tahun enam bulan kecewa karena penanganan yang dinilai lambat. Menurut ayah balita yang meninggal, Komang Darma Susada, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Ni Kadek Ratna Cantikawati. Namun, yang masih menjadi ganjalan pelayanan puskesmas yang dinilai terlambat memberikan VAR.
Seorang balita berusia 2 tahun enam bulan bernama Ni Kadek Ranta Cantikawati, warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, meninggal pada Senin (16/5) sore lalu. Korban mengalami gejala demam, takut air dan akhirnya meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit umum (RSU) Negara.