Setelah kasus gigitan anjing di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana menjadwalkan vaksinasi emergency di sekitar lokasi gigitan. Anjing yang mati setelah menggigit empat orang, merupakan anjing yang tidak divaksin pada saat vaksinasi masal awal bulan Maret lalu.
Tingginya kasus rabies di Jembrana, setiap desa dan kelurahan didorong membentuk tim siaga rabies (Tisira). Tim ini bertugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meminimalisir penyebaran rabies dan meminimalisir timbulnya korban gigitan. Selain membentuk Tisira di desa dinas, desa adat juga didorong membuat perarem mengenai rabies.
Kasus kematian warga dengan riwayat pernah digigit anjing, direspon dinas terkait dengan vaksinasi di sekitar lokasi sekitar rumah korban di Desa Kaliakah, Selasa (7/3/2023). Petugas menyasar anjing liar dan anjing yang diliarkan belum vaksin untuk divaksin rabies agar penyebaran virus rabies tidak meluas.
Dinas Kesehatan Jembrana akhirnya menyediakan serum antirabies (SAR) untuk mengantisipasi terjadinya kasus gigitan positif rabies di areal risiko tinggi. Karena sebelumnya, saat terjadi gigitan risiko tinggi menggunakan SAR dari Provinsi Bali.
Vaksinasi rabies masal terhadap hewan penular rabies (HPR) di zona merah wilayah Jembrana digenjot untuk mencegah penyebaran. Karena selain terjadi lonjakan kasus signifikan tahun 2022 lalu, bulan terakhir awal tahun 2023 ini sudah terjadi 13 kasus positif rabies
Anjing yang menggigit bocah murid dan guru di tempat pendidikan anak usia dini (PAUD) Kelurahan Pendem, positif rabies berdasarkan hasil dari laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Karena itu, bocah yang digigit pada bagian tubuh berisiko tinggi meskipun sudah mendapatkan vaksin antirabies, (VAR), perlu suntikan serum antirabies (SAR).
Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR), terutama anjing di Jembrana awal tahun 2023 ini sudah mencapai 3 kasus positif. Karena dari empat  sampel yang telah diuji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, tiga di antaranya positif rabies.
Tiga desa di tiga kecamatan di Jembrana menjadi target vaksinasi rabies dalam pekan ini. Sasarannya sebanyak 2000 ekor anjing untuk menekan penularan rabies di Jembrana. Tiga desa yang menjadi sasaran vaksinasi ini karena masuk zona merah dan terjadi kasus positif berulang.
Kasus serangan anjing gila di Jembrana dalam 11 bulan terakhir mencapai 200 kasus positif rabies. Sebaran kasus terjadi di hampir seluruh desa dan kelurahan di Jembrana, kecuali Desa Pengambengan, Kelurahan Loloan Barat, Desa Cupel dan Desa Air Kuning yang masih zona merah.
Wabah rabies makin menggila saja di Kabupaten Jembrana, Bali. Buktinya, kasus gigitan anjing positif rabies terus bertambah. Kini sudah mencapai 100 kasus.