SINGARAJA– Setidaknya sebanyak 966 unit set top box (STB) gagal terdistribusi kepada masyarakat di Buleleng. Akibatnya masyarakat tersebut terancam tak dapat menikmati hiburan melalui siaran televisi , gegara siaran televisi telah bermigrasi dari siaran analog menjadi siaran televisi digital.
Maklum saja, terhitung pada Sabtu (1/4) hari ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menerapkan kebijakan analog switch off (ASO) di Pulau Bali. Mulai hari ini, seluruh siaran televisi akan berpindah dari siaran analog menjadi digital.
Di Kabupaten Buleleng sebenarnya ada 4.832 kepala keluarga yang berhak mendapatkan bantuan STB dari pemerintah. Para penerima itu diambil dari data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Ternyata proses distribusi di Buleleng tak berjalan lancar. Ada sekitar 966 unit STB yang gagal terdistribusi. Penyebabnya STB itu tak bisa digunakan. Sehingga perangkat itu harus dikembalikan lagi kepada pemerintah.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng, Ketut Suwarmawan mengatakan, proses distribusi perangkat STB di Buleleng menemui cukup banyak kendala. Kendala utama yang dihadapi adalah kondisi cuaca dan faktor geografis yang membuat tim teknisi terkendala.
Menurutnya calon penerima harus memenuhi sejumlah persyaratan. Diantaranya barcode dalam perangkat bantuan dapat diakses, dan perangkat harus mendapat sinyal untuk mengakses televisi digital.
“Sering terjadi saat distribusi, teknis ini harus masuk ke dalam perkampungan. Setelah sampai di rumahnya, perangkat dipasang dan dicoba, ternyata tidak dapat sinyal. Akhirnya mereka batal mendapat bantuan itu. Karena salah satu syarat itu kan harus dapat sinyal,” kata Suwarmawan.
Menurut Suwarmawan perangkat-perangkat yang gagal terdistribusi itu akan dikembalikan kepada pemerintah. Khusus perangkat yang belum terdistribusi, akan tetap didistribusikan kepada masyarakat yang berhak, kendati pemerintah telah melakukan switch off televisi analog.
Lebih Suwarmawan mengungkapkan kendati kini telah dilakukan kebijakan switch off, ia meyakini Buleleng tak akan terlalu terpengaruh. Sebab sebagian besar masyarakat sudah terbiasa mengakses siaran televisi menggunakan parabola.
Namun dengan kebijakan tersebut, Suwarmawan meyakini masyarakat bisa mengakses siaran televisi dengan lebih mudah dan murah. Sebab cukup menggunakan antena biasa, tanpa harus berlanggaran parabola maupun layanan berbayar lainnya. (eps)